• 8.00 : 18.00

Dampak Positif

1.      Kemajuan teknologi komunikasi yang cepat dapat mempermudah komunikasi antar manusia dari suatu tempat ke tempat yang lain

2.      Sosialisasi kebijakan pemerintah dapat lebih cepat disampaikan kepada masyarakat

3.      Informasi yang ada di masyarakat dapat langsung dipublikasikan dan diterima oleh masyarakat

4.      Mempermudah seseorang di suatu Negara mengetahui berbagai macam budaya yang ada di belahan bumi yang lain

5.      Mempermudah adanya pertukaran pelajar antar negara

6.      Mempermudah pendistribusian karya-karya anak bangsa seperti musik, filmfashion maupun furnitureke Negara-negara tetangga maupun Negara-negara berbeda benua yang mana akan memperkuat identitas Negara serta membuat Negara semakin dikenal oleh dunia

Dampak Negatif

1. Perubahan dalam komunikasi

Perubahan yang paling terlihat dari perkembangan internet ini adalah orang -orang cenderung memilih berkomunikasi melalui ponsel ketimbang datang langsung untuk bertemu secara tatap muka. Hal tersebut dapat mengurangi kualitas dari komunikasi tersebut. Selain itu, orang yang sudah kecanduan dengan internet cenderung lebih individualis.

2. “Penjajahan” budaya

Memang bagus dalam mempelajari budaya asing. Akan tetapi, akibat yang ditimbulkan adalah orang -orang akan lebih mencintai budaya asing ketimbang budayanya sendiri. Jika seperti itu, secara tidak langsung budaya lokal akan terjajah oleh budaya asing. Akibatnya nilai-nilai budaya yang sudah turun temurun akan hilang dan identitas budaya negara setempat juga akan hilang.

3. Menurunnya moral

Selain budaya positif, budaya negatif juga dapat diakses dengan mudah dari internet. Contohnya saja, pornografi, kekerasan, dan juga budaya buruk lainnya. Jika yang ditiru adalah budaya negatifnya, maka moral suatu bangsa akan menurun, terutama untuk remaja dan juga anak-anak. Maka dari itu, perlu adanya filter ketika suatu buday masuk ke tanah air.

4. Terciptanya anti sosial

Kemajuan teknologi juga dapat membuat seseorang akan lebih menikmati waktunya dengan komputer dan di rumah ketimbang bersosialisasi dengan orang lain. Salah satu bahaya kecanduan internet adalah dapat menciptakan anti sosial di dalam dirinya. Padahal manusia adalah makhluk yang sosial yang artinya sangat membutuhkan manusia yang lain.

5. Munculnya budaya instan

Kemajuan internet memang benar-benar memanjakan siapapun. Sekarang kita bisa membeli sesuatu tanpa harus keluar dari rumah. Manfaat online shopee antara lain jika ingin membeli barang dimudahkan dan barangnya pun akan diantarkan. Begitu juga dengan makanan yang kita pesan. Cukup beberapa klik, makanan sudah bisa diantarkan oleh aplikasi ojek online. Budaya-budaya instan ini dapat memunculkan sikap malas pada seseorang dan itu tentu saja tidak baik untuk tubuh.

6. Komunikasi keluarga menjadi berkurang

Efek dari internet pun juga berpengaruh terhadap komunikasi di dalam keluarga. Cobalah lihat, saat anak pulang dari sekolah, lalu ayah atau ibu juga baru pulang dari kerja. Kira-kira apa yang mereka lakukan setelah pulang ke rumah? mereka lebih banyak memainkan gadget dibandingkan mengobrol sau sama lain mengenai apa yang terjadi hari ini. Hal tersebut juga akan membentuk budaya baru di dalam keluarga.

7. Budaya tolong-menolong menjadi hilang

Pernahkah kamu melihat ketika ada kecelakaan apa yang akan dilakukan oleh orang sekitar? Sebagian ada yang menolong, namu tidak sedikit juga lebih banyak yang melakukan foto-foto atau sekadar menonton saja. Hal tersebut tentu saja mulai mengikis salah satu budaya leluhur Indonesia yaitu gotong royong. Foto-foto tersebut mereka lakukan agar mendapatkan viral dunia maya ketimbang menolong orang yang tengah kesusahan. Bukan tidak mungkin budaya gotong royong benar-benar lenyap dari bumi pertiwi.

8. Gaya pakaian yang mulai berubah

Dulu, gaya pakaian yang dikenakan lebih sopan dan terjaga sikapnya. Sekarang, semenjak era internet mulai masuk, terdapat perubahan yang signifikan. Baju ala kebarat-baratan mulai merajalela. Jika baju yang dikenakan masih sopan itu tidak menjadi masalah. Akan tetapi faktanya baju yang terlihat kurang bahan justru disukai oleh anak muda. Sebab, pakaian semacam itu nampak gaul dan keren di kalangan mereka. Jika seperti itu terus, generasi selanjutnya mungkin tidak akan mengenal kembali pakaian tardisional daerah setempat.

9. Kesenian tradisional mulai ditinggalkan

Sama dengan poin ke delapan, Kesenian tradisional pun juga terancam akan punah. Sebab generasi penerus beranggapan bahwa budaya tradisional adalah budaya yang kuno, tua, dan tidak menarik sama sekali. Hal tersebut tidak terlepas dari pengaruh internet yang dapat mudah mengetahui kesenian – kesenian dari berbagai manacnegara. Sudah seharusnya kita tumbuhkan rasa kebanggaan dan kelestarian seni tradisional tersebut kepada generasi ke generasi. Sebab, Seni tradisional termasuk salah satu identitas negara.

10. Individualis

Dengan dimudahkannya teknologi informasi, sesorang pun akan merasa “bahagia” hanya dengan berbekal smartphone atau komputer. Padahal manusia itu adalah makhluk sosial. Artinya manusia itu membutuhkan manusia yang lain. Jika seperi ini, dapat mengancam kejiwaannya dan juga jiwa sosialnya.

 

Masyarakat dan lingkungan sosial tidaklah bisa dipisahkan, sebagaimana kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dan yang lainnya. Dalam ilmu sosiolog dikemukakan bahwa manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, manusia harus saling berkomunikasi dan berinteraksi langsung antar sesama.

Namun jika kita melihat fakta yang ada, kehidupan sosial masyarakat saat ini, sepertinya istilah makhluk sosial yang berunsurkan interaksi dan komunikasi langsung mesti ditelaah dan dikaji ulang. Zaman dan teknologi telah merubah pola dan sistem kehidupan sosial masyarakat modern. Teknologi yang mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan secara eksplisit memberi dampak yang sangat besar terhadap kehidupan sosial manusia masa kini.

Munculnya media sosial dan alat-alat komunikasi serba efektif dan efisien merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan lahirnya manusia-manusia individual dan egois. Orang cenderung melakukan hal- hal yang lebih fragmatis untuk berinteraksi sosial. Melakukan kontak sosial secara langsung diasumsikan sebagai sesuatu yang ribet, tidak memberi keuntungan, membuang waktu bahkan dikatakan ketinggalan zaman.

Selain karena kemajuan Teknologi yang menyajikan berbagai wahana untuk mempercepat komunikasi antar individu. Salah satu faktor yang menyebabkan berkurangnya masyarakat sosial adalah adanya mosi tidak percaya terhadap lingkungannya sendiri, bahkan dalam lingkup terdekat seperti keluarga, tetangga dan lingkungan kerja. Ini dikarenakan banyaknya terjadi tindakan kriminalitas yang umumnya terjadi justru karena orang-orang disekitar lingkungan tersebut sehingga orang cenderung memilih untuk melakukan segala sesuatunya sendiri atau melalui alat komunikasi untuk berinteraksi tanpa harus bertemu dan bertatap langsung.

Contoh kecil saja bisa kita dapatkan misal di kantor, semuanya punya kesibukan diluar pekerjaan mereka, yakni sibuk untuk bbm-an dan facebook-an. Di rumah semuanya sibuk facebook-an dan bbm-an atau lebih keren twitter-an, di bus orang-orang sibuk, lagi-lagi bbm-an, facebook-an dan twitter-an. Manusia sekarang cenderung tidak peka lagi dengan keadaan di sekitarnya.

Komunikasi dan interaksi sosial dalam sebuah keluarga, lingkungan baik di rumah maupun di kantor terkesan lebih egois dan individualis. Di rumah si ibu sibuk BBM-an dengan teman-temannya, si ayah sibuk twitter-an dengan kolega-koleganya, si anak sibuk Facebook-an dan game onlinenya, sehingga satu sama lain tidak ada komunikasi yang intens, tidak ada keterbukaan antara isteri dan suami, ayah/ibu dan anak, di bus tidak ada yang memperhatikan orang disampingnya, mereka sibuk menekan tombol Blackberry sambil tertawa lalu membalas pesan dari teman-temannya. Tidak lagi melihat apakah orang disampingnya cantik, tampan, jelek, teroris, orang sakit parah sekalipun, yang ada hanya mereka dengan media sosial itu.      

Seperti yang dikemukakan oleh Paus Brenedictus XVI pada Hari Komunikasi Sedunia yang ke-45, teknologi memungkinkan untuk saling bertemu di luar batas-batas ruang dan budaya mereka sendiri, dengan menciptakan sebuah dunia yang sama sekali baru dari persahabatan-persahabatan pontensial, tapi pentinglah untuk selalu mengingat kontak virtual tidak dapat dan tidak boleh mengganti kontak manusiawi langsung dengan orang orang di setiap tingkat kehidupan kita. Secanggih apa pun teknologi yang bisa menciptakan komunikasi dan interaksi yang serba praktis, kontak langsung tetap merupakan fundamental bagi manusia. Interaksi dan komunikasi secara langsung akan menciptakan ikatan emosional antar manusia dan jauh lebih berkualitas dibandingkan dengan komunikasi dan interaksi virtual yang tersaji hampir semua lini teknologi.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved