Smart City atau kota pintar bukan lagi hal baru di tahun 2020.
Beberapa negara juga sudah menerapkan konsep Smart
City, khususnya di negara- negara maju. Lantas apa itu Smart City? Smart City adalah area perkotaan
yang menggunakan berbagai jenis sensor Internet
of Things (IoT) untuk mengumpulkan data. Data tersebut kemudian
dimanfaatkan sebagai wawasan untuk mengelola aset. Konsep dari Smart City adalah dengan
mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan berbagai
perangkat IoT untuk mengoptimalkan efisiensi operasi dan layanan kota, serta
terhubung dengan warga. Dengan konsep ini, pemerintah
terkait bisa lebih mudah untuk terhubung dengan masyarakat, memantau
infrastruktur dan fasilitas kota hingga peristiwa yang terjadi di wilayahnya
secara real-time serta dapat
mengambil keputusan dengan cepat berdasarkan data yang sudah tersedia.
Sebaliknya, masyarakat juga akan merasakan kemudahan dalam menjalankan
aktivitas dan merasakan kedekatan dengan pemerintah. Manfaat Smart City Teknologi yang
diterapkan pada Smart City dapat membuat kota lebih efektif
dan efisien. Hal ini semakin diperlukan mengingat pertumbuhan penduduk
perkotaan yang begitu cepat. Secara lebih rinci, berikut 4 manfaat Smart
City:
Data yang terhimpun dari berbagai perangkat IoT memungkinkan
pemerintah untuk mengakses sejumlah informasi (Big Data) yang sebelumnya
tidak tersedia. Data tersebut dapat ditindaklanjuti sebagai sebuah pertimbangan
dalam pengambilan keputusan yang lebih baik atau juga disebut Decision
Support System (DSS)
Manfaat Smart City selanjutnya yaitu membuat
masyarakat menjadi lebih aman karena teknologi yang digunakan seperti Intelligent
Video Analytics (IVA) membantu mengurangi aktivitas kriminal.
Sederhananya, teknologi IVA dapat dengan mudah menangkap data seperti plat
nomor, detektor benda tajam atau senjata, hingga teknologi pengenal wajah
bertujuan untuk menegakan hukum. Ketika Smart City diterapkan,
peralatan yang didukung teknologi tersebut akan meminimalisir tindak kriminal
pada suatu daerah.
Dengan dukungan teknologi IoT, pemerintah dapat menerapkan
sensor kualitas udara yang mampu menyajikan data untuk melacak puncak waktu
kualitas udara rendah, mengidentifikasi penyebab polusi dan memberikan analisis
data untuk menyimpulkan tindakan yang bisa ditempuh. Sensor tersebut dapat
memberikan rekomendasi untuk mengurangi polusi udara, bahkan di kota-kota
dengan penduduk yang padat.
Menurut SmartCity Press, investasi transportasi Smart
City diprediksi akan meningkat lebih dari 25% setiap tahun, setidaknya
hingga 2023. Sistem transportasi terhubung yang merupakan bagian dari
konsep Smart City juga memiliki potensi besar untuk
meningkatkan efisiensi di seluruh kota. Mulai dari manajemen lalu lintas yang
ditingkatkan, manajemen parkir pintar hingga kemampuan masyarakat untuk melacak
lokasi transportasi umum dapat dinikmati sebagai manfaat Smart City.
Selain itu, teknologi sinyal lalu lintas yang cerdas juga mampu mengurangi
kemacetan.
Penerapan Smart City sendiri tak lepas dari tantangan, baik dari sisi
infrastruktur maupun keamanan. Salah satu infrastruktur yang krusial untuk
diterapkan adalah masalah konektivitas yang tentunya akan berkaitan dengan
penerapan IoT. Untuk mengatasi tantangan dan menerapkan Smart City, Lintasarta menawarkan beberapa tahapan penerapan solusi Smart City secara terarah dan optimal. Solusi ini mencakup masterplan, implementasi hingga sosialisasi ke masyarakat. Dengan
tahapan-tahapan tersebut, implementasi Smart City dapat berjalan dengan lebih optimal. Solusi Lintasarta Smart City juga dapat membantu pemerintah menerapkan
daerah yang lebih cerdas dan berkelanjutan. |