Menurut
laporan Boston Consulting Group (BCG) dan Telkom Indonesia, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sektor
makanan dan minuman memiliki adopsi teknologi digital tertinggi dibanding
sektor lainnya. Dari sekitar 3.700 UMKM lokal yang disurvei,
sebanyak 71% responden UMKM sektor makanan-minuman memanfaatkan teknologi digital untuk mencari pemasok,
dan 69% memanfaatkannya untuk menjangkau pelanggan. Ini merupakan persentase
tertinggi dibanding sektor lain. Namun, responden UMKM makanan-minuman yang sudah
melakukan digitalisasi proses bisnis hanya 26%, dan yang menggunakan perangkat
analisis pasar (digital tools and analytics)
baru 23%. Pola mirip ditemukan di sektor-sektor lain, di
mana teknologi digital umumnya lebih banyak digunakan untuk urusan pasokan dan
penjualan ke konsumen dengan persentase berkisar 50%-70%, sedangkan
digitalisasi bisnis dan analisis pasar hanya di kisaran 20%-30%. Untuk
meningkatkan kinerja digitalisasi bisnis UMKM, BCG pun memberi berbagai
rekomendasi mulai dari pemanfaatan data riset pasar sampai peningkatan akses
pembiayaan secara digital. "Pengambilan keputusan berbasis data bisa
membantu dalam desain produk, menarik segmen pasar, serta membantu menargetkan
penjualan ke pelanggan yang tepat," kata BCG dalam laporannya.
"Teknologi digital juga bisa dimanfaatkan
untuk mengidentifikasi UMKM yang memenuhi syarat pembiayaan. Pendekatan digital
ini dapat membantu menyederhanakan proses pembiayaan sehingga lebih mudah dan
lebih cepat," lanjutnya. |