• 8.00 : 18.00

Perangkat smart home system terhubung satu sama lain dan dapat diakses melalui satu titik pusat yaitu smartphone, tablet, laptop, atau konsol game.

Kunci pintu, televisi, termostat, CCTV, kamera, lampu, dan bahkan peralatan seperti kulkas dapat dikontrol melalui 1 sistem otomatisasi rumah yaitu smart home system.

Sistem rumah pintar diinstal pada perangkat seluler atau perangkat jaringan lainnya.

Pengguna dapat membuat jadwal serta waktu agar perubahan tertentu diterapkan, sehingga sistem lebih up to date.

Smart home system dilengkapi dengan artificial intelligence sehingga mereka dapat mempelajari jadwal pemilik rumah dan melakukan penyesuaian sesuai kebutuhan.

Salah satunya yang banyak diterapkan pemilik smart home system adalah dengan kontrol pencahayaan.

Ini memungkinkan pemilik rumah mengurangi penggunaan listrik dan mendapat manfaat dari penghematan biaya terkait energi.

Beberapa smart home system memperingatkan pemilik rumah jika ada gerakan yang terdeteksi di dalam rumah saat para penghuni pergi.

Sementara sistem lainnya dapat menghubungi pihak berwenang seperti polisi atau pemadam kebakaran, jika ada situasi yang akan segera terjadi.

Setelah terhubung, layanan seperti bel pintu, sistem keamanan, dan peralatan smart home system lainnya akan menjadi bagian dari teknologi internet of things (IoT) atau jaringan objek fisik yang dapat mengumpulkan dan berbagi informasi elektronik.

Keamanan dan efisiensi adalah alasan utama di balik peningkatan penggunaan smart home system.

Sistem dapat menampilkan sistem nirkabel, terprogram atau keduanya.

Smart home system secara nirkabel lebih mudah dipasang.

Memasang sistem otomatisasi rumah nirkabel dengan fitur-fitur seperti pencahayaan cerdas, kontrol iklim, dan keamanan dapat menghabiskan biaya yang tidak terlalu besar sehingga memang banyak direkomendasikan.

Di sisi lain, sistem rumah pintar dianggap lebih andal dan biasanya lebih sulit untuk diretas. Sistem bawaan dapat meningkatkan nilai jual kembali rumah.

Akan tetapi, smart home system bawaan sudah pasti akan cukup mahal.

Dikutip dari Investopedia, smart home system yang mewah dan terprogram dapat menghabiskan biaya puluhan bahkan ratusan juta bagi pemilik rumah.

Dikuti dari Fortune Business Insights, pasar smart home system secara global bernilai sekitar USD24 miliar atau sekitar Rp346 T pada tahun 2016.

Angka tersebut tumbuh menjadi USD 45,8 miliar atau sekitar Rp658 T pada tahun 2017.

MarketWatch menerangkan bahwa dalam dunia smart home system di Amerika Serikat, jumlah rumah tangga yang aktif diperkirakan akan berjumlah 77 juta pengguna pada tahun 2025.

Hiburan smart video dan smart speaker saat ini merupakan komponen terbesar dari teknologi smart home system, diikuti oleh sistem keamanan rumah dan layanan pemantauan atau monitoring system.

Teknologi smart speaker telah sepenuhnya merambah pasar Amerika Serikat.

Lebih dari sepertiga rumah tangga saat ini menggunakan perangkat seperti Amazon Echo (Alexa) atau Google Nest.4

Memasang teknologi smart home system, tentu saja tidak berbeda dengan penggunaan teknologi lainnya yang memiliki dampak positif juga negatif.

Semuanya kembali dengan bagaimana perspektif dan preferensi masing-masing orang.

Daripada mengontrol peralatan, termostat, pencahayaan, dan fitur lainnya menggunakan perangkat yang berbeda, pemilik rumah dengan smart home system dapat mengontrol semuanya menggunakan satu perangkat yang biasanya menggunakan smartphone atau tablet.

Karena smart home system terhubung ke perangkat portabel, pengguna bisa mendapatkan pemberitahuan dan pembaruan tentang masalah di rumah mereka.

Misalnya, smart doorbeels memungkinkan pemilik rumah untuk melihat dan berkomunikasi dengan orang-orang yang datang ke rumah mereka bahkan ketika mereka tidak di rumah.

Dengan smart home system, pemilik rumah dapat mengatur dan mengontrol suhu internal, pencahayaan, dan juga peralatan lainnya.

Untuk biayanya, pemilik rumah bisa mendapatkan keuntungan dari penghematan biaya yang signifikan.

Peralatan elektronik dapat digunakan lebih efisien, dimana hal tersebut dapat menurunkan biaya energi.

Kekurangan Smart Home System

Ketika smart home system menawarkan kenyamanan dan penghematan biaya, bukan berarti teknologi ini tidak memiliki tantangan.

Risiko keamanan dan bug terus mengganggu pembuat dan pengguna teknologi.

Peretas yang mahir misalnya, dapat memperoleh akses ke peralatan smart home system yang terhubung di internet.

Pada Oktober 2016, sebuah botnet bernama Mirai menyusup ke perangkat DVR, kamera, dan router yang saling terhubung untuk menjatuhkan sejumlah situs web utama melalui serangan penolakan layanan, yang juga dikenal sebagai serangan DDoS.

Langkah-langkah untuk mengurangi risiko serangan tersebut termasuk melindungi peralatan dan perangkat smart home system dengan kata sandi yang kuat, menggunakan enkripsi jika tersedia, dan hanya menghubungkan perangkat tepercaya ke jaringan seseorang.

Seperti disebutkan di atas, biaya pemasangan smart home system juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

 

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved