Di era
digital seperti saat ini, arus informasi sangat deras dan tak terbendung.
Seluruh informasi dapat diakses semua orang dengan hanya berbekal internet dan
perangkat yang mendukung. Sayangnya, kemudahan akses informasi ini justru
sering disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Meskipun
hal tersebut melanggar privasi dan keamanan orang lain, pelaku kejahatan siber
atau cyber
crime selalu tak tanggung-tanggung dalam menyerang demi
kepentingan pribadi, bahkan kepuasan diri. Untuk itulah, perlu adanya keamanan
sistem informasi. Keamanan sistem informasi adalah hal yang wajib Anda
terapkan, terutama bagi keamanan informasi bisnis Anda. Mari simak
kelanjutannya di bawah ini. Ada
beberapa prinsip dasar untuk membentuk sebuah keamanan sistem informasi yang
utama, yaitu: 1. IntegritasSebuah sistem keamanan informasi
haruslah berintegritas. Artinya, prinsip ini menekankan bahwa informasi adalah
sesuatu yang tidak boleh diubah tanpa seizin pemiliknya. Hal-hal yang termasuk
dalam aktivitas mengubah informasi juga mencakup adanya virus, masuknya trojan horse, dan tindakan mengubah
informasi lain yang dilakukan oleh pemakai tidak berwenang tanpa izin. 2. KerahasiaanInti utama dari prinsip
kerahasiaan adalah usaha menjaga informasi dari orang-orang yang tidak punya
hak untuk mengaksesnya. Sistem keamanan tentu harus bisa melindungi informasi
dan data perusahaan dari ulah orang-orang tidak berwenang, terutama untuk
informasi yang bersifat private. Salah satu usaha untuk
meningkatkan keamanan sistem informasi private adalah
dengan menggunakan kriptografi. Kriptografi adalah teknik matematika yang bisa
digunakan untuk mengamankan sistem informasi, mulai dari menjaga keabsahan
data, integritas data, dan autentikasi data. 3. KetersediaanPrinsip ketersediaan berhubungan
dengan metode yang menyatakan bahwa informasi tersebut terjamin keasliannya,
atau orang yang mengakses atau memberikan informasi tersebut memang punya
wewenang untuk melakukannya. Salah satu cara untuk membuktikan
keaslian dokumen biasanya dilakukan dengan watermarking dan digital signature. Sedangkan untuk
membuktikan pengakses adalah orang yang berwenang, biasanya dilakukan dengan lisensi
atau hal lain yang bisa menunjukkan bahwa ia adalah pengguna yang sah dan
berhak atas informasi tersebut. 1. Desain sistem yang aman Pertama, buatlah sistem informasi
yang bisa membedakan hak akses setiap user sesuai
dengan kebutuhannya. Desain sistem juga harus bisa menghilangkan akses yang
tidak perlu ke hardware, software,
maupun ruang penyimpanan. Pastikan juga para pengguna memiliki username dan password masing-masing. Untuk menjaga keamanan keuangan
bisnis sekaligus bisa menerima dan mengirim dana dengan aman, Anda bisa
memulainya dengan menggunakan payment
gateway Midtrans yang
sudah terjamin keamanannya. Midtrans telah mengantongi lisensi dan sertifikasi
seperti ISO/IEC 27001, AES 256, dan PCI DSS, yang membuktikan bahwa sistem
keamanannya sudah terjamin hingga skala internasional. 2. Hindari membuka link asingAnda perlu berhati-hati dan
hindari membuka link asing
yang mencurigakan. Ini berbahaya karena biasanya link tersebut
mengarah pada izin akses ke akun lain, atau ke rekening Anda. Hindari pesan-pesan
modus seperti pesan mendapat hadiah, tagihan, perangkat terkena virus, pesan
dari orang yang mengaku sebagai kerabat, konfirmasi keamanan, dan lain-lain.
Sebaiknya, pastikan terlebih dahulu apakah pengirimnya benar atau tidak. 3. Backup dataHal penting yang wajib Anda
lakukan untuk menjaga keamanan sistem informasi terkait data perusahaan adalah
selalu melakukan backup. Hal ini
bertujuan untuk menghindari kehilangan data akibat sistem error, pemadaman listrik mendadak, atau
koneksi internet tiba-tiba hilang. Apabila Anda diserang oleh hacker pun, Anda masih bisa
menyelamatkan data-data penting yang dibutuhkan. 4. Jangan memberikan informasi penting sembarangan Terakhir, jangan
pernah memberikan informasi penting, apalagi yang bersifat pribadi, kepada
sembarang orang. Misalnya, jangan mudah memberikan nomor rekening, tanggal
lahir, nama lengkap, nomor telepon, dan sebagainya. Dengan berbekal data
seperti itu, hacker bisa mengakses semua aktivitas keuangan Anda
dengan mudah.
|