Perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi saat ini begitu pesat dan telah menyentuh hampir di setiap aspek
kehidupan. Teknologi informasi tidak hanya dipakai dalam bidang industri
ataupun ekonomi, tetapi juga dibidang pertahanan yang banyak memanfaatkan
teknologi informasi untuk proses penetapan kebijakan dan pengambilan keputusan.
Kemajuan teknologi informasi juga menggeser hakekat ancaman yang datang dari
negara (state threat) melalui penggunaan senjata pemusnah massal menjadi
kelompok (non state threat) dengan penguasaaan teknologi tinggi. Ancaman
terhadap negara tidak lagi menyangkut kekuatan militer, tetapi lebih luas
spektrumnya yakni nirmiliter seperti ancaman “cyber crime” Sun Tzu pakar strategi China dari abad ke lima sebelum masehi
mengajarkan bahwa jenderal yang paling hebat adalah ia yang dapat mencapai
tujuan perangnya tanpa melakukan pertempuran. Berarti dapat menundukkan musuh
tanpa penggunaan kekerasan senjata.Ajaran Sun Tzu inilah yang rupanya
dikembangkan Hitler.Setelah Hitler metoda itu juga digunakan Uni Soviet dan
Partai Komunis Soviet, dan akhirnya tidak ada bangsa besar dan maju yang tidak
berusaha mempunyai kemampuan melakukan metoda itu. Akibat dari perubahan radikal ini, maka sekarang negara besar
yang mempunyai kehendak menguasai negara kecil belum tentu akanmelakukannya
dengan menggunakan kekuatan militernya secara langsung. Ia akan lebih dahulu
mengusahakan agar bangsa negara kecil dapat dibawa cara berpikir dan
berpersepsi yang sesuai dengan kepentingan negara besar. Untuk itu yang
terutama digarap adalah pikiran dan persepsi masyarakat dengan melakukan
berbagai usaha yang mengganggu, baikdi bidang politik, ekonomi, maupun
kebudayaan dan sosial.Ia akan berusaha menguasai media massa di negara kecil itu
dan memanfaatkannya untuk secara sistematis dan terus menerus mempengaruhi
pikiran dan perasaan masyarakat. Saat ini Kementerian Pertahanan Republik Indonesia sedang
membangun Sistem Informasi Pertahanan Negara atau lebih dikenal lagi dengan
istilah Sisfohanneg yang berbasis pada penyediaan data dan informasi yang
cepat, akurat, real time sehingga aman dalam proses penetapan kebijakan
keputusan. Keberadaan Sisfohanneg ini sangat penting sekali dimasa damai
guna menghadapi perang informasi seperti saat ini. Kedudukan Pusat Komunikasi Publik atau Pusat Kompublik yang
berfungsi sebagai perumusan dan pelaksanaan kebijakan pelaksanaan teknis di
bidang informasi pertahanan memegang peranan cukup penting dalam perang
informasi di era damai seperti saat ini.Diperlukan percepatan pengolahan
informasi yang didukung dengan tenaga-tenaga yang mampu merespon setiap
kejadian atau informasi yang berkembang di segala aspek kehidupan masyarakat
saat ini. Sistem
Informasi Pertahanan Negara. Informasi merupakan aset yang strategis bagi setiap
organisasi.Inilah yang menyebabkan mengapa banyak pemerintahan ataupun badan
tertentu menghabiskan jutaan bahkan miliaran dollar untuk mendapatkan informasi
mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan ancaman potensial bagi keamanan mereka.Tanpa
informasi yang tepat dapat menyebabkan kegagalan khususnya dalam bidang
pertahanan, sehingga kemampuan untuk menyediakan informasi potensial merupakan
faktor yang sangat menentukan dari kekuatan pertahanan suatu negara. Secara garis besar Sisfohanneg merupakan integrasi data
internal dan eksternal dalam jaringan komunikasi data(komta) yang terdiri dari
data internal strategi pertahanan (Strahan) perencanaan pertahanan (Renhan),
kekuatan pertahanan (Kuathan), potensi pertahanan (Pothan), dan sarana
pertahanan (Ranahan) serta terintegrasi pula dengan data eksternal yang berasal
dari ketiga angkatan militer (AD, AL, AU) Adapun prioritas pengembangan Sisfohanneg dibagi dalam 5 (lima)
prioritas yakni (1) Sistem jaringan komunikasi data, (2) Sistem Aplikasi, (3)
Up dating data secara online, (4) sistem keamanan data/sandi dan (5) pembinaan
sumber daya manusia (SDM) bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK). 1. Sistem
Jaringan Komunikasi Data. Gelar jaringan komunikasi data hingga tahun 2014 nanti mencakup
seluruh bidang di lingkungan kerja Kemhan dan instansi pemerintahan lainnya
yang relatif berada dalam letak geografis yang berdekatan hingga pos-pos daerah
perbatasan negara. Diharapkan dengan terbangun jaringan komunikasi data ini
maka akan terjadi percepatan arus informasi secara dua arah (two ways) 2
Sistem Aplikasi Dalam pengembangan aplikasi Sisfohanneg menitikberatkan pada
aplikasi yang dapat menghasilkan laporan cepat dan tepat dalam bentuk grafik
dan matriks disajikan dalam digital dashboard untuk memudahkan pimpinan
dalam proses pengambilan keputusan strategis. Selain itu dikembangkan
pula sistem informasi geografis atau lebih dikenal dengan nama Geograpic
Information System (GIS) yang saat ini telah mencakup 3 (tiga) satker
yaitu Strahan (Pos Pamtas, ALKI, Pulau Terluar, Garis Perbatasan); Pothan
(Batas Kodam, Batas Korem, Batas Kodim) dan Kuathan (Gelar pasukan TNI-AD,
TNI-AL, TNI-AU). 3.
Updating Data On Line. Bagian yang terpenting dari suatu sistem informasi adalah
ketersediaan data. Data tersebut harus disajikan secara cepat dan akurat serta
terintegrasi satu dengan yang lainnya untuk menghasilkan informasi penting
untuk proses penetapan kebijakan serta pengambilan keputusan. Data yang diolah
bukan hanya data terstruktur saja namun juga data tak struktur. Adapun jenis
data meliputi data Renhan (APBN), Strahan (daerah perbatasan, pos Pamtas, pulau
terluar hingga kesiapan tempur), Kuathan (personil TNI dan PNS, alutsista
hingga Pangkalan TNI-AL & Sipil), Pothan (Produksi Pangan & Palawija,
Rumkit Sipil, Personil Medis Paramedis Sipil, hingga stasiun radio dan TV),
Ranahan (Industri Pertahanan, Kontrak Pengadaan Alutsista KE/Non KE, Kelaikan
Materil & Kelaikan Instruktur, Materil Kontrak & Negara Supplier, BTB
& Sertifikat Tanah) dan yang terakhir data geografis Strahan yang meliputi
Peta topografi, Peta Terrrain/Citra Satelit, Pulau Terluar, Perbatasan. Kesemua data tersebut diatas terintegrasi pula dengan data yang
dimiliki oleh Markas Besar (AD, AL, AU) serta instansi lain yang terhubung
dalam jaringan komunikasi data Sisfohanneg, sehingga updating data dapat
dilakukan secara online. Dari sisi integrasi sistem, teknologi informasi
membuat kompleksitas pada organisasi pertahanan lebih berat dari pada
sebelumnya.Kompleksitas ini dapat diatasi dengan menggunakan piranti lunak yang
dirancang untuk keperluan tersebut, terutama piranti lunak Data Base.Dengan
demikian integrasi sistem dalam organisasi militer menjadi lebih baik. 4. Sistem
Keamanan Data/Sandi. Saat ini ancaman terhadap negara tidak lagi menyangkut kekuatan
militer, tetapi lebih luas spektrumnya yakni nirmiliter seperti ancaman cyber
crime.Karena itu, sistem keamanan pada sistem informasi negara sangat
diperlukan.Hal tersebut pula yang menjadi dasar untuk membangun Sisfohanneg
yang aman dari gangguan-gangguan dalam dan luar.Dan salah satu fokus
pembangunan Sisfohanneg adalah sistem keamanan data.Selain perangkat keras dan
lunak dibutuhkan juga tenaga-tenaga Teknologi Informasi (TI) terdidik yang
mampu mendeteksi secara cepat ancaman/gangguan terhadap Sisfohanneg. Wall Street Journal edisi 31 Mei lalu, melansir pemberitaan
bahwa Pentagon menyatakan jika aksi pengrusakan komputer suatu negara merupakan
tindakan perang.Ini merupakan kebijakan resmi pertama yang dikeluarkan Pentagon
mengenai strategi perang internet dan diperkirakan bagian non-rahasia dari
kebijakan tersebut diumumkan Juni.Pada batas tertentu, Pentagon berencana
memanfaatkan kebijakan ini untuk memperingatkan musuh potensial, agar menyadari
konsekuensi bila coba menyerang AS melalui internet. Seorang pejabat militer
mengatakan, jika seseorang memutus jaringan listrik kami, mungkin kami akan
menjatuhkan sebuah rudal ke cerobong asapnya. Strategi tersebut mengindikasikan
bahwa pihak AS telah mulai menjajaki pengaruh internet terhadap keamanan
dunia.Dengan situasi ini, ancaman peretas terhadap reaktor nuklir, kereta bawah
tanah atau pipa pengiriman minyak milik AS dapat diumpamakan sebagai ancaman
dari pasukan militer suatu negara terhadap infrastruktur tersebut. Dari uraian tersebut diatas jelas bahwa ancaman pencurian dan
pengrusakan data sudah menjadi ancaman yang dapat menyulut api peperangan. Oleh
karena itu Sisfohanneg juga memfokuskan pembangunan sistem keamanan data sesuai
dengan perkembangan teknologi saat ini. 5.
Pembinaan SDM TIK Dengan adanya implementasi Sisfohanneg maka sebagai
konsekuensinya akan merubah cara kerja organisasi saat ini memerlukan SDM yang
handal, untuk mengoperasionalkan teknologi yang cukup canggih. Dibutuhkan
transfer pengetahuan (transfer knowledge) dari pengembang sistem atau pemasok
teknologi kepada SDM yang telah disiapkan sebelumnya secara kontinyu dan
berkesinambungan. Hal ini untuk menjamin kemampuan SDM yang siap terhadap
perubahan-perubahan teknologi yang sangat cepat seperti saat ini.Pembinaan SDM
menjadi bagian integral dari pembangunan Sisfohanneg. Perang
Informasi. Masih hangat dalam ingatan kita peristiwa pemberontakan rakyat
Libya untuk menjatuhkan kekuasaan absolut Prsiden Libya Mohammad Khadafi.Peran
media informasi sangat vital kala itu. Dalam tulisannya di erabaru.net (Rabu,
24/8/11) Aron Lamn menulis ” Perang Informasi mengamuk di Libya”, pasukan pro
pemerintahan Khadafi dan pasukan pemberontak saling melancarkan serangan informasi
satu sama lainnya dengan tujuan mencari dukungan kepada rakyat Libya dan dunia
internasional. Facebook, Twitter, dan SMS menjadi sarana favorit untuk
menyampaikan ajakan-ajakan hasutan, dan informasi kepada rakyat Libya secara
cepat dan murah. Hal tersebut terjadi pula dalam kerusuhan yang baru-baru
ini terjadi di Inggris. Kembali media sosial menjadi sarana untuk menyampaikan
pesan-pesan kepada para perusuh. Dari hal tersebut diatas nampak perubahan radikal dibidang
perang informasi. Sekarang negara besar yang mempunyai kehendak menguasai
negara kecil belum tentu akan melakukannya dengan menggunakan kekuatan
militernya secara langsung. Ia akan terlebih dahulu mengusahakan agar bangsa
negara kecil dapat dibawa cara berpikir dan berpersepsi yang sesuai dengan
kepentingan negara besar. Untuk itu yang utama digarap adalah pikiran dan
persepsi masyarakat dengan melakukan berbagai usaha yang menggangu, baik
dibidang politik, ekonomi, kebudayaan dan sosial.Ia akan berusaha menguasai
media massa di negara kecil itu dan memanfaatkannya untuk secara sistematis dan
terus menerus mempengaruhi pikiran dan perasaan masyarakat. Saat ini adalah zaman informasi kecepatan tinggi.Teknologi
informasi sudah berkembang sedemikian rupa yang membuat suatu informasi, baik
berupa berita, analisa ataupun pandangan segera sampai di hadapan kita dalam
hitungan detik.Setiap tempatdi dunia seolah hanya berjarak sejengkal dari
tempat kita duduk atau berdiri.Setiap orang juga terhubung dalam suatu jaringan
informasi. Jarak saat ini bukan lagi suatu masalah, setiap orang dimanapun dia
akan selalu dapat dihubungi dan akan selalu dapat menerima berbagai macam
informasi baik berupa berita, analisa ataupun pandangan seseorang, dan menjadi
sangat penting untuk diketahui. Kita tidak lagi bisa menutup mata dan telinga,
kehidupan sekarang memang sangat dipengaruhi oleh informasi yang kita terima.
Banyak media, baik radio, televisi, internet, ataupun jejaring sosial yang
menyediakan dan memberikan informasi untuk masyarakat dunia. Semua itu akan
masuk ke otak kita untuk mempengaruhi pikiran, membuat kita senang, menyentuh
perasaan, ataupun akan menimbulkan rasa takut.
Informasi yang tersedia tidak semuanya baik untuk diterima,
tidak semua bertujuan mulia, dan tidak semuanya benar.Ini adalah perang
informasi. Semua informasi bercampur aduk, orang yang benar akan menyampaikan
kebenaran dan orang yang tidak baik akan menyampaikan segala kebohongan. Orang
akan membuat berita dan analisa sesuai dengan kepentingannya. Untuk itu, karena
banyaknya informasi yang tersedia, kita perlu mengetahui sumber dan inti dari
suatu informasi.Sumber informasi penting untuk kita ketahui, agar kita menilai
apakah sumber tersebut adalah benar, sumber yang netral ataukah sumber yang
punya kepentingan. |