• 8.00 : 18.00

Pandemi Covid-19 membuat pendidikan di Indonesia menurun drastis hingga dinyatakan bahwa 70% siswa berada di bawah kompetensi minimum dalam membaca hal sederhana atau dalam menerapkan konsep matematika dasar atau dikenal dengan learning loss. Dengan penurunan ini, maka diciptakanlah kurikulum baru sebagai solusi yang dinamai Kurikulum Merdeka Belajar. Menurut Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek), Kurikulum Merdeka Belajar merupakan suatu kebijakan baru yang diciptakan untuk meningkatkan sistem pendidikan di Indonesia. Kurikulum Merdeka Belajar pastinya diterapkan di SMA Indonesia untuk meningkatkan hal-hal yang sudah hilang saat pandemi Covid-19, seperti intrakurikuler ataupun minat murid dalam melakukan hal-hal positif. Dalam Kurikulum Merdeka Belajar ini memiliki prinsip yang menjadi unggulan untuk mengembalikan bagian yang hilang. Prinsip tersebut terbagi menjadi tiga, yaitu:

1.      Pembelajaran yang didasarkan dengan Pancasila dan sistem projek untuk mengembangkan soft-skill dari murid-murid.

2.      Penajaman pada materi bidang literasi dan numerasi yang menjadi kelemahan saat terkena dampak pandemi Covid-19.

3.      Fleksibilitas pada guru dalam memberikan pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa/i dan penyesuaian konteks belajar.

Kurikulum Merdeka Belajar menjadi kurikulum yang sangat berbeda dari sebelumnya dikarenakan keunikannya bahwa murid SMA dapat memilih untuk mempelajari pelajaran yang mereka sukai dan dapat lintas jalur. Dengan ini pastinya para siswa SMA dapat dipermudahkan untuk memilih masa depan apa yang ingin mereka jalani. Setelah dicipitakannya Kurikulum Merdeka ini apakah siswa/i SMA mendapatkan dampak yang positif atau malah negatif? Apakah sistem ini dapat mempermudah siswa/i dalam belajar di sekolah dibandingkan kurikulum sebelumnya? Kurikulum terbaru ini pastinya memberikan dampak kepada seluruh murid yang diterapkan kurikulum ini, namun tergantung pada mereka sendiri apakah mereka merasakan dampak yang baik ataupun yang buruk. Dari dampak positif, dapat dilihat bahwa setiap pelajar dapat mengeksplor kembali diri mereka masing-masing untuk menemukan apa yang mereka sukai, apa yang mereka ingin kembangkan lebih lagi, apa yang mereka ingin buat atau ciptakan sesuai dengan minat dan bakat mereka. 

Kurikulum ini juga menjadi batu loncatan bagi para murid untuk membalaskan dendamnya setelah kurang lebih 2 tahun harus berdiam diri di dalam rumah. Selain itu, kurikulum ini juga berdampak pada kesehatan mental dari anak muridnya karena para murid tidak terlalu dipacu untuk selalu mendapatkan nilai yang baik, namun juga untuk mendapatkan hal-hal positif lainnya seperti skill, karakter yang ternanam baik, hingga pola pikir logika yang dilatih untuk menjadi siswa/i yang terampil dan beretika baik.

Selain murid, para guru sebagai pengajar juga pastinya mendapatkan dampak yang begitu terasa juga. Guru di Kurikulum Merdeka Belajar memiliki banyak peluang untuk mengajarkan hal-hal baru sesuai dengan kemampuan murid dan kebutuhan dari muridnya. Kemudian, guru juga dapat memperdalam pembelajaran hal-hal selain pelajaran sekolah tidak seperti kurikulum sebelumnya yang berpatok pada pelajaran dan materi yang ada. Sehingga ini menyebabkan keringanan bagi para guru karena dapat membantu anak muridnya untuk mengembangkan bakat yang ada dalam diri mereka.

 

Dengan demikian, Kurikulum Merdeka Belajar pasti memiliki dampak positif dan tentunya juga dampak negatif. Namun, suatu hal diciptakan pasti untuk membuat hal yang sudah ada menjadi lebih baik yang di mana kurikulum ini pasti lebih bermanfaat. Oleh karena itu, menurut saya tidak masalah bila sekolah di Indonesia menerapkan kurikulum ini karena akan memberikan dampak yang positif kepada anggota sekolah. Serta pastinya dengan diciptakannya kurikulum ini bertujuan untuk membuat pelajar Indonesia menjadi lebih baik dan maju.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved