Seiring perkembangan teknologi,
berbagai fasilitas umum telah dikembangkan untuk memberikan kemudahan akses
kepada penggunanya. Dari beragam kemudahan akses yang dirasakan saat ini, salah
satu contohnya adalah adanya penggunaan kartu pintar untuk berbagai hal. Contoh
sederhananya yaitu kartu ATM, kartu untuk sistem pembayaran, dan berbagai
penerapan lainnya. Kartu pintar tersebut menggunakan teknologi yang bernama
RFID (Radio Frequency Identification).
RFID adalah teknologi yang berkembang pesat seiring perkembangan
penggunaannya dalam berbagai bidang. Sesuai dengan namanya, RFID menggunakan
gelombang dengan frekuensi radio dalam proses transmisi datanya. Proses
transmisi data yang terjadi berlangsung secara nirkabel di antara dua komponen
yang dikombinasikan pada perangkatnya, yaitu RFID tag dan
RFID reader. Biasanya penggunaan
RFID ini dengan menggunakan suatu kartu yang di kartu tersebut ditanamkan RFID tag. RFID dengan objek berupa kartu seperti
inilah yang banyak ditemukan penerapannya di berbagai bidang, seperti
industri, perusahaan, rumah sakit, hotel, dan lain sebagainya. Kemajuan
teknologi membuat segala hal dipermudah, di mana dengan teknologi RFID ini
proses identifikasi dilakukan hanya dengan menggunakan pembacaan data dan
informasi dari tag. Dalam jurnal
ini akan dibahas lebih lanjut mengenai penerapan RFID dalam kehidupan saat ini,
yang akan dijabarkan melalui penjelasan mulai dari definisi, cara kerja,
komponen-komponen, hingga pengimplementasiannya. A. Definisi
RFID Radio
Frequency Identification atau yang
disingkat dengan RFID adalah teknologi wireless atau
nirkabel untuk pengenalan atau identifikasi otomatis dengan frekuensi radio
yang menggunakan dua komponen berupa tag dan reader yang terkontrol dengan suatu
sistem kontrol (biasanya berupa komputer) sebagai pusat sistem dan penghubung
untuk menerapkan teknologi ini ke hardware atau
perangkat untuk sistem identifikasi. Tujuan teknologi RFID ini adalah untuk
identifikasi atau pengenalan objek yang berisi data dan menyimpan data serta
memprosesnya dan dihasilkan outputnya ke suatu perangkat dalam sistem
identifikasi tersebut. Teknologi ini memanfaatkan gelombang dengan frekuensi
radio untuk transmisi data secara wireless. RFID terdiri dari dua
komponen untuk bekerja, yaitu RFID tag dan
RFID reader. RFID tag adalah sebagai objek yang
menyimpan data, sedangkan RFID reader adalah
perangkat yang melakukan identifikasi terhadap RFID tag tersebut
dengan memanfaatkan frekuensi radio. RFID pertama kali ditemukan pada
tahun 1940, yang saat itu digunakan dalam perang dunia kedua untuk
mengidentifikasi pesawat. Pengidentifikasian pesawat dilakukan untuk mengetahui
apakah suatu pesawat merupakan sekutu atau musuh. Dalam beberapa tahun
terakhir, perkembangan RFID terbilang sangat pesat, sehingga penerapannya
dapat ditemukan dalam berbagai bidang kehidupan seperti manufaktur, pertanian,
transportasi, kesehatan, layanan publik, pendidikan, dan sebagainya. Bentuk sistem identifikasi lain
selain dengan RFID ini juga ada yang menggunakan Bar
code, Magnetic Strip, IC card, Optic
Character Recognition (OCR), Voice
Recognition, Fingerprint dan Optical Strip, dan sebagainya. RFID ini
sendiri merupakan bentuk pengembangan dari Bar
code. Tentunya ada perbedaannya keduanya yang merepresentasikan kelebihan
RFID jika dibandingkan dengan bar code.
Jika dengan menggunakan bar code user harus
melakukan scan satu per satu
objek, dengan RFID proses pembacaan data dapat dilakukan bersamaan sekaligus,
sehingga penggunaan RFID ini dapat mereduksi pekerjaan human interface dalam sistem. Tag yang disematkan pada objek
tertentu juga menyediakan ketahanan yang lebih daripada bar code yang umumnya terdapat pada
kertas. Tag juga dapat
menyimpan lebih banyak data daripada bar
code. Jangkauan pembacaan tag dari reader pada RFID pun bisa jauh lebih
besar daripada jangkauan pembacaan bar
code dengan alat scan-nya
untuk membaca data. Dan masih banyak kelebihan RFID lainnya yang dikembangkan
dari kekurangan yang dimiliki sistem dengan bar code. Pada akhirnya, penggunaan
RFID ini memang ditujukan sebagai bentuk pengembangan dari sistem bar code untuk sistem identifikasi. B. Cara
Kerja RFID Cara kerja RFID adalah
berdasarkan pada cara kerja dua komponen yang menyusun RFID, yaitu tag dan reader.
Komponen-komponen ini dikombinasikan sehingga dapat melakukan
pengidentifikasian data dari tag ke reader. Ilustrasi cara kerja RFID melalui
komponen-komponen tersebut ditunjukkan pada gambar 1. RFID tag ditempelkan
atau dilekatkan pada suatu objek, yang umumnya berupa sebuah kartu. RFID tag ini yang akan dibaca data yang
tersimpan di dalamnya oleh RFID reader.
RFID reader akan memancarkan
dan mengirimkan sinyal frekuensi radio, untuk disesuaikan oleh RFID tag. Ketika RFID tag dan
RFID reader memiliki
frekuensi gelombang yang sama, maka data dan informasi pada tag akan bisa dibaca oleh reader. Transmisi gelombang radio yang
dilakukan menyebabkan kedua komponen -tag dan reader- ini berkomunikasi secara wireless atau tanpa penggunaan kabel,
dengan hanya mendekatkan tag kepada reader-nya. Data yang telah dibaca tersebut
akan dikirimkan ke sistem pusat identifikasi. Di luar dua komponen ini RFID
juga membutuhkan sistem kontrol berupa komputer sebagai jembatan yang akan
menghubungkan RFID ke sistem keseluruhan, agar bisa melakukan penyimpanan dan
pemrosesan data yang terbaca ke suatu database untuk
dilanjutkan dengan tugas lainnya dalam sistem tersebut, misalnya menampilkan
data pada suatu LCD yang diintegrasikan dengan perangkat ini. Untuk itu sistem
identifikasi dengan RFID dalam penerapannya juga diimplementasikan dengan
perangkat lain hingga membentuk suatu sistem. C. Komponen
RFID Sebagaimana
penjelasan sebelumnya, RFID dalam suatu sistem identifikasi terdiri dari
komponen berupa RFID tag dan
RFID reader, dilengkapi dengan
pengontrol sistem dan perangkat lain yang diintegrasikan untuk penyimpanan dan
pemrosesan data. Adapun uraian mengenai komponen penyusun RFID ini adalah
sebagai berikut.
RFID Tag secara fisik berupa suatu kertas logam yang
dilekatkan atau ditempelkan ke suatu objek. Objek yang ditempeli tag umumnya
berupa kartu, dengan tujuan agar dapat dengan mudah disimpan atau
disembunyikan, mengingat pentingnya penggunaan tag dalam implementasinya di
kehidupan nyata, misalnya di bidang keamanan sebagai kunci ruangan. Namun
tentunya tidak menutup kemungkinan penggunaan objek lain sebagai objek
penempatan tag ini. Ukuran dan bentuk tag bisa
bermacam-macam, di mana ukuran biasanya menyesuaikan dengan kapabilitas memori,
sedangkan bentuk tidak mempengaruhi apapun dalam isi tag. Tag memiliki komponen
berupa antena di dalamnya. Antena digunakan untuk aktivasi tag.
Dengan aktifnya antena maka akan dipancarkan gelombang radio yang menyebabkan
aktifnya tag, sehingga tag juga melakukan
penerimaan informasi dari reader. Tag biasanya juga memiliki chip silikon
yang berisi data dan informasi (misalnya berupa nomor seri, identitas, lokasi,
atau data lain). Berdasarkan keberadaan chip ini sendiri tag dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu tag dengan chip dan tag tanpa chip.
Perbedaan keduanya jelas dari segi ada atau tidaknya chip dalam tag tersebut. Chip yang
dimaksud berisikan rangkaian-rangkaian terintegrasi yang dapat memungkinkan
penyimpanan lebih banyak data. Dengan kelebihan tersebut tentunya tag dengan chip memiliki
harga jual lebih mahal dari pada yang tidak menggunakan chip. Dari
segi fisik pun, ukurannya akan lebih besar karena juga mendukung penyimpanan
yang lebih besar. Dalam pengimplementasiannya, tag dengan chip lebih
banyak digunakan dalam hal yang lebih kompleks daripada penggunaan tag tanpa chip yang
umum digunakan dalam implementasi yang sederhana. Dalam melakukan
transmisi data, tag memerlukan sumber daya agar dapat berproses. Berdasarkan
sumber daya yang dimilikinya, tag juga dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe,
yaitu active tag dan passive tag. Dalam hal ini, passive tag tidak memiliki
sumber daya dari tag itu sendiri, melainkan hanya memanfaatkan penggunaan
sumber daya dari reader saat melakukan transmisi data. Sedangkan active tag,
selain menggunakan sumber daya dari reader ia juga memiliki sumber daya
tersendiri di dalam tag. Dengan demikian RFID tag tidak perlu menunggu daya
dari reader sebelum mentransmisikan data. Kelebihan ini mengakibatkan harga
active tag lebih mahal daripada passive tag, sehingga penggunaan yang 2. RFID Reader RFID reader adalah
komponen yang akan mengidentifikasi data dari RFID tag. RFID reader biasanya
ditempatkan pada tempat yang tetap posisinya atau tidak portable,
serta mudah diakses untuk dilalui, seperti di pintu, di dinding, pada tempat
khusus seperti berupa pintu palang, dan sebagainya. Namun jika RFID digunakan
untuk sistem identifikasi dengan fungsi khusus, misalnya pencarian objek, maka
RFID reader akan ditempatkan pada alat yang portable agar
mudah dibawa-bawa. RFID reader memiliki
komponen berupa antena, yang digunakan untuk mengirimkan dan menerima gelombang
dengan frekuensi radio yang digunakan dalam berkomunikasi dengan RFID tag.
Komponen lainnya adalah transmitter, yaitu pemancar. Pemancar ini
digunakan untuk memancarkan gelombang dengan frekuensi radio tersebut. Jadi
gelombang yang dipancarkan transmitter inilah yang dikirimkan
ke RFID tag untuk berkomunikasi atau melakukan pembacaan data.
RFID reader di
samping melakukan pembacaan data juga akan melakukan identifikasi atau
pengenalan data. Ketika suatu data tidak dikenal, maka RFID reader ini
akan menyampaikan kepada komputer pemroses dalam sistem, dan proses
tersebut akan mengeluarkan output dengan menampilkan notifikasi melalui
perangkat lain yang diintegrasikan dengan sistem, misalnya alarm atau
LCD. Dalam hal ini, artinya RFID reader juga berkomunikasi
dengan sistem kontrol atau pusat sistem identifikasi yang mengolah segala
penyimpanan, pemrosesan, dan pengeluaran data. |