• 8.00 : 18.00

Seiring perkembangan teknologi, berbagai fasilitas umum telah dikembangkan untuk memberikan kemudahan akses kepada penggunanya. Dari beragam kemudahan akses yang dirasakan saat ini, salah satu contohnya adalah adanya penggunaan kartu pintar untuk berbagai hal. Contoh sederhananya yaitu kartu ATM, kartu untuk sistem pembayaran, dan berbagai penerapan lainnya. Kartu pintar tersebut menggunakan teknologi yang bernama RFID (Radio Frequency Identification).

   RFID adalah teknologi yang berkembang pesat seiring perkembangan penggunaannya dalam berbagai bidang. Sesuai dengan namanya, RFID menggunakan gelombang dengan frekuensi radio dalam proses transmisi datanya. Proses transmisi data yang terjadi berlangsung secara nirkabel di antara dua komponen yang dikombinasikan pada perangkatnya, yaitu RFID tag dan RFID reader. Biasanya penggunaan RFID ini dengan menggunakan suatu kartu yang di kartu tersebut ditanamkan RFID tag. RFID dengan objek berupa kartu seperti inilah yang banyak ditemukan penerapannya di berbagai bidang, seperti industri, perusahaan, rumah sakit, hotel, dan lain sebagainya. Kemajuan teknologi membuat segala hal dipermudah, di mana dengan teknologi RFID ini proses identifikasi dilakukan hanya dengan menggunakan pembacaan data dan informasi dari tag. Dalam jurnal ini akan dibahas lebih lanjut mengenai penerapan RFID dalam kehidupan saat ini, yang akan dijabarkan melalui penjelasan mulai dari definisi, cara kerja, komponen-komponen, hingga pengimplementasiannya.

A. Definisi RFID

 Radio Frequency Identification atau yang disingkat dengan RFID adalah teknologi wireless atau nirkabel untuk pengenalan atau identifikasi otomatis dengan frekuensi radio yang menggunakan dua komponen berupa tag dan reader yang terkontrol dengan suatu sistem kontrol (biasanya berupa komputer) sebagai pusat sistem dan penghubung untuk menerapkan teknologi ini ke hardware atau perangkat untuk sistem identifikasi. Tujuan teknologi RFID ini adalah untuk identifikasi atau pengenalan objek yang berisi data dan menyimpan data serta memprosesnya dan dihasilkan outputnya ke suatu perangkat dalam sistem identifikasi tersebut. Teknologi ini memanfaatkan gelombang dengan frekuensi radio untuk transmisi data secara wireless.

 RFID terdiri dari dua komponen untuk bekerja, yaitu RFID tag dan RFID reader. RFID tag adalah sebagai objek yang menyimpan data, sedangkan RFID reader adalah perangkat yang melakukan identifikasi terhadap RFID tag tersebut dengan memanfaatkan frekuensi radio.

RFID pertama kali ditemukan pada tahun 1940, yang saat itu digunakan dalam perang dunia kedua untuk mengidentifikasi pesawat. Pengidentifikasian pesawat dilakukan untuk mengetahui apakah suatu pesawat merupakan sekutu atau musuh. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan RFID terbilang sangat 

pesat, sehingga penerapannya dapat ditemukan dalam berbagai bidang kehidupan seperti manufaktur, pertanian, transportasi, kesehatan, layanan publik, pendidikan, dan sebagainya.

Bentuk sistem identifikasi lain selain dengan RFID ini juga ada yang menggunakan Bar codeMagnetic Strip, IC cardOptic Character Recognition (OCR), Voice RecognitionFingerprint dan Optical Strip, dan sebagainya. RFID ini sendiri merupakan bentuk pengembangan dari Bar code. Tentunya ada perbedaannya keduanya yang merepresentasikan kelebihan RFID jika dibandingkan dengan bar code. Jika dengan menggunakan bar code user harus melakukan scan satu per satu objek, dengan RFID proses pembacaan data dapat dilakukan bersamaan sekaligus, sehingga penggunaan RFID ini dapat mereduksi pekerjaan human interface dalam sistem. Tag yang disematkan pada objek tertentu juga menyediakan ketahanan yang lebih daripada bar code yang umumnya terdapat pada kertas. Tag juga dapat menyimpan lebih banyak data daripada bar code. Jangkauan pembacaan tag dari reader pada RFID pun bisa jauh lebih besar daripada jangkauan pembacaan bar code dengan alat scan-nya untuk membaca data. Dan masih banyak kelebihan RFID lainnya yang dikembangkan dari kekurangan yang dimiliki sistem dengan bar code. Pada akhirnya, penggunaan RFID ini memang ditujukan sebagai bentuk pengembangan dari sistem bar code untuk sistem identifikasi.

B. Cara Kerja RFID

Cara kerja RFID adalah berdasarkan pada cara kerja dua komponen yang menyusun RFID, yaitu tag dan reader. Komponen-komponen ini dikombinasikan sehingga dapat melakukan pengidentifikasian data dari tag ke reader. Ilustrasi cara kerja RFID melalui komponen-komponen tersebut ditunjukkan pada gambar 1.

RFID tag ditempelkan atau dilekatkan pada suatu objek, yang umumnya berupa sebuah kartu. RFID tag ini yang akan dibaca data yang tersimpan di dalamnya oleh RFID reader. RFID reader akan memancarkan dan mengirimkan sinyal frekuensi radio, untuk disesuaikan oleh RFID tag. Ketika RFID tag dan RFID reader memiliki frekuensi gelombang yang sama, maka data dan informasi pada tag akan bisa dibaca oleh reader. Transmisi gelombang radio yang dilakukan menyebabkan kedua komponen -tag dan reader- ini berkomunikasi secara wireless atau tanpa penggunaan kabel, dengan hanya mendekatkan tag kepada reader-nya. Data yang telah dibaca tersebut akan dikirimkan ke sistem pusat identifikasi. Di luar dua komponen ini RFID juga membutuhkan sistem kontrol berupa komputer sebagai jembatan yang akan menghubungkan RFID ke sistem keseluruhan, agar bisa melakukan penyimpanan dan pemrosesan data yang terbaca ke suatu database untuk dilanjutkan dengan tugas lainnya dalam sistem tersebut, misalnya menampilkan data pada suatu LCD yang diintegrasikan dengan perangkat ini. Untuk itu sistem identifikasi dengan RFID dalam penerapannya juga diimplementasikan dengan perangkat lain hingga membentuk suatu sistem.

C. Komponen RFID

   Sebagaimana penjelasan sebelumnya, RFID dalam suatu sistem identifikasi terdiri dari komponen berupa RFID tag dan RFID reader, dilengkapi dengan pengontrol sistem dan perangkat lain yang diintegrasikan untuk penyimpanan dan pemrosesan data. Adapun uraian mengenai komponen penyusun RFID ini adalah sebagai berikut.

  1. RFID Tag

   RFID Tag secara fisik berupa suatu kertas logam yang dilekatkan atau ditempelkan ke suatu objek. Objek yang ditempeli tag umumnya berupa kartu, dengan tujuan agar dapat dengan mudah disimpan atau disembunyikan, mengingat pentingnya penggunaan tag dalam implementasinya di kehidupan nyata, misalnya di bidang keamanan sebagai kunci ruangan. Namun tentunya tidak menutup kemungkinan penggunaan objek lain sebagai objek penempatan tag ini. Ukuran dan bentuk tag bisa bermacam-macam, di mana ukuran biasanya menyesuaikan dengan kapabilitas memori, sedangkan bentuk tidak mempengaruhi apapun dalam isi tag.

Tag memiliki komponen berupa antena di dalamnya. Antena digunakan untuk aktivasi tag. Dengan aktifnya antena maka akan dipancarkan gelombang radio yang menyebabkan aktifnya tag, sehingga tag juga melakukan penerimaan informasi dari reader.

Tag biasanya juga memiliki chip silikon yang berisi data dan informasi (misalnya berupa nomor seri, identitas, lokasi, atau data lain). Berdasarkan keberadaan chip ini sendiri tag dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tag dengan chip dan tag tanpa chip. Perbedaan keduanya jelas dari segi ada atau tidaknya chip dalam tag tersebut. Chip yang dimaksud berisikan rangkaian-rangkaian terintegrasi yang dapat memungkinkan penyimpanan lebih banyak data. Dengan kelebihan tersebut tentunya tag dengan chip memiliki harga jual lebih mahal dari pada yang tidak menggunakan chip. Dari segi fisik pun, ukurannya akan lebih besar karena juga mendukung penyimpanan yang lebih besar. Dalam pengimplementasiannya, tag dengan chip lebih banyak digunakan dalam hal yang lebih kompleks daripada penggunaan tag tanpa chip yang umum digunakan dalam implementasi yang sederhana.

Dalam melakukan transmisi data, tag memerlukan sumber daya agar dapat berproses. Berdasarkan sumber daya yang dimilikinya, tag juga dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu active tag dan passive tag. Dalam hal ini, passive tag tidak memiliki sumber daya dari tag itu sendiri, melainkan hanya memanfaatkan penggunaan sumber daya dari reader saat melakukan transmisi data. Sedangkan active tag, selain menggunakan sumber daya dari reader ia juga memiliki sumber daya tersendiri di dalam tag. Dengan demikian RFID tag tidak perlu menunggu daya dari reader sebelum mentransmisikan data. Kelebihan ini mengakibatkan harga active tag lebih mahal daripada passive tag, sehingga penggunaan yang 

 2. RFID Reader

RFID reader adalah komponen yang akan mengidentifikasi data dari RFID tag. RFID reader biasanya ditempatkan pada tempat yang tetap posisinya atau tidak portable, serta mudah diakses untuk dilalui, seperti di pintu, di dinding, pada tempat khusus seperti berupa pintu palang, dan sebagainya. Namun jika RFID digunakan untuk sistem identifikasi dengan fungsi khusus, misalnya pencarian objek, maka RFID reader akan ditempatkan pada alat yang portable agar mudah dibawa-bawa.

RFID reader memiliki komponen berupa antena, yang digunakan untuk mengirimkan dan menerima gelombang dengan frekuensi radio yang digunakan dalam berkomunikasi dengan RFID tag. Komponen lainnya adalah transmitter, yaitu pemancar. Pemancar ini digunakan untuk memancarkan gelombang dengan frekuensi radio tersebut. Jadi gelombang yang dipancarkan transmitter inilah yang dikirimkan ke RFID tag untuk berkomunikasi atau melakukan pembacaan data.

RFID reader di samping melakukan pembacaan data juga akan melakukan identifikasi atau pengenalan data. Ketika suatu data tidak dikenal, maka RFID reader ini akan menyampaikan kepada komputer pemroses dalam sistem, dan proses tersebut akan mengeluarkan output dengan menampilkan notifikasi melalui perangkat lain yang diintegrasikan dengan sistem, misalnya alarm atau LCD. Dalam hal ini, artinya RFID reader juga berkomunikasi dengan sistem kontrol atau pusat sistem identifikasi yang mengolah segala penyimpanan, pemrosesan, dan pengeluaran data.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved