Era revolusi industri
4.0 menjadikan ekonomi kreatif sebagai salah satu isu strategis persaingan
global. Era revolusi industri 4.0 menjadikan ekonomi kreatif sebagai
salah satu isu strategis persaingan global. Semua negara berlomba-lomba terjun
dalam ekonomi kreatif ini. Ekonomi kreatif sendiri sudah memberikan kontribusi
sebesar 7,44% terhadap total perekonomian nasional. “Ekonomi kreatif dipandang oleh
Indonesia sangat penting sehingga di pemerintahan dibentuklah kementerian
ekonomi kreatif digabung dengan pariwisata. Menterinya pun anak muda,” kata
Ketua MPR RI, H. Bambang Soesatyo dalam kuliah umum yang diselenggarakan
Universitas Terbuka, Rabu, 15 Desember 2021. Selain mendorong sumber-sumber
daya alam, Indonesia juga perlu mendorong pemuda-pemudanya agar lebih kreatif
selama pandemi ini. Apalagi Indonesia sudah masuk di era bonus demografi.
Diperkirakan pada tahun 2045 nanti, hampir 70 % penduduk Indonesia mayoritas
anak-anak muda atau berusia produktif. “Kalau salah negara
atau pemerintah membentuk para pemuda ini menjadi kreatif dan berinovasi, bonus
demografi ini tidak akan memberikan manfaat apa-apa bagi bangsa dan negara
kita,” lanjut Bambang. Ada dua negara yang
berhasil mendorong anak mudanya untuk kreatif membangun ekonomi, yaitu Korea
Selatan dan Cina. Seperti yang kita ketahui, Korea Selatan mendominasi dunia
dengan budaya dan musiknya. Hampir sebagian besar yang menjadi penggeraknya
adalah anak muda. Perkembangan
teknologi yang pesat justru mampu membuka ruang usaha atau bisnis yang lebih
menghasilkan. Berbagai platform media sosial, seperti Instagram, YouTube,
Facebook, dan TikTok bisa menjadi peluang penghasilan yang lebih menjanjikan.
Bambang mengatakan ekonomi kreatif dituntut oleh inovasi, kreativitas, dan
kerja keras yang tidak boleh berhenti. Bambang bercerita ada
temannya yang baru saja diberhentikan dari perusahaan karena pandemi. Dia frustasi
dan pulang kampung. Karena tidak bisa keluar rumah, dia iseng-iseng buka
Instagram, Facebook, Youtube, dan e-commerce kemudian timbul gagasan. “Ketika ada waktu
luang dan pandemi mulai menurun, dia jalan-jalan dan datang ke pengrajin batik
dan penghasil souvenir. Kemudian difoto dan di-upload. Baru beberapa jam, sudah
banjir pesanan dari beberapa negara. Hanya bermodalkan kamera ponsel dan
mengunggah di e-commerce, sekarang sudah bisa membuka toko sendiri,” ujar
Bambang. Ekonomi kreatif telah memberikan
banyak negara kontribusi yang luar biasa untuk peningkatan eksportnya. Saat ini
Indonesia masih banyak import daripada eksport. Diharapkan ekonomi kreatif bisa
mendorong citra dan identitas bangsa di mancanegara.
“Sebagai generasi muda harus
memanfaatkan teknologi ini semaksimal mungkin. Kita harus menggali kemampuan
diri kita. Kita manfaatkan kekurangan kita menjadi kelebihan kita,” |