• 8.00 : 18.00

Di seluruh dunia, orang menghasilkan 2,5 triliun data setiap hari menurut IBM. Peningkatan akumulasi data pada tingkat eksponensial ini akan meningkatkan risiko pelanggaran data yang akan merusak perusahaan.

Berdasarkan studi Accenture, pelanggaran keamanan telah meningkat 67% sejak 2014 dan menurut University of Maryland, peretas menyerang setiap 39 detik, rata-rata 2.244 kali sehari.

Masalah cybersecurity menjadi perjuangan sehari-hari bagi bisnis dan sangat penting bagi organisasi untuk membuat perubahan mendasar dalam pendekatan mereka terhadap cybersecurity.

Dengan menggunakan sejumlah besar informasi terstruktur dan tidak terstruktur, Big Data dapat digunakan oleh perusahaan sebagai cara untuk menemukan pola dan tren perilaku, sementara juga mendeteksi ancaman dan melindungi data dan informasi dengan lebih baik.

Menangkis setiap serangan potensial dari hacker sebelum mereka benar-benar terjadi

Analisis data besar memberi para profesional cybersecurity kemampuan untuk menganalisis data dari berbagai sumber dan jenis data untuk menangkis potensi serangan dari peretas.

Berdasarkan studi Accenture, 68% pemimpin bisnis merasa risiko keamanan siber mereka meningkat. Namun, berdasarkan Ponemon Institute atas nama IBM, lebih dari 77% organisasi tidak memiliki rencana respons insiden cybersecurity.

Big data adalah salah satu cara terbaik ke depan dalam hal cybersecurity karena mendeteksi ancaman pada kesempatan sedini mungkin sekarang lebih mudah daripada sebelumnya.

Mengungkap pelanggaran dan serangan dengan analisis data mendalam

Dengan penyimpanan cloud meningkat dan peningkatan data yang dihasilkan mesin, jumlah data yang dianalisis juga meningkat. Jika informasi ini berakhir di tangan yang salah, konsekuensinya berpotensi menjadi bencana.

Sebuah laporan baru-baru ini oleh Verizon menunjukkan bahwa peretasan menyumbang 62% dari serangan, malware 51%, 43% sosial, dan 14% adalah oleh kesalahan keamanan internal.

Analisis data dapat digunakan untuk mengambil informasi penting dari data besar untuk memperkuat keamanan siber dengan menganalisis data historis untuk menghasilkan kontrol ancaman keamanan yang lebih baik. Ini dapat membantu perusahaan untuk mengungkap pelanggaran dan serangan menggunakan analisis data yang mendalam.

Mengidentifikasi pola yang mungkin mengindikasikan ancaman cyber di masa depan

Menurut usaha cybersecurity, kerusakan yang terkait dengan cybercrime diproyeksikan mencapai $ 6 triliun per tahun pada tahun 2021. Pengeluaran rata-rata untuk cybercrime meningkat secara dramatis dan sangat penting bagi perusahaan untuk menyadari nilai dan pentingnya investasi cybersecurity.

Analisis data besar dapat membantu perusahaan untuk meramalkan serangan di masa depan dan menghasilkan langkah-langkah efektif untuk mencegahnya.

Perusahaan dapat menggunakan data industri saat ini dan historis untuk mengidentifikasi pola dan strategi yang digunakan oleh peretas untuk menyerang entitas lain dan menghasilkan solusi sebelum mereka melakukannya.

Di tangan yang tepat dan dengan pendekatan yang tepat, Big Data dapat digunakan untuk memprediksi tren dan meningkatkan keamanan siber.

Alat dan teknologi keamanan pencegahan tradisional yang digunakan untuk melindungi data dan mencegah serangan cyber tidak cukup untuk banyak bisnis.

Inilah sebabnya mengapa analitik data besar menjadi semakin dimanfaatkan oleh personel cybersecurity. Analisis big data Indonesia dapat sangat bermanfaat bagi perusahaan melalui deteksi wawasan pertumbuhan dan kinerja yang dapat membantu mendorong bisnis ke depan.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved