Big data saat ini telah
dianggap sebagai “dashboard perilaku manusia” oleh Rick Smolan dan Jennifer
Erwitt, penulis utama dari buku ilustrasi The Human Face of Big data. Metode
dan analisa big data berkontribusi dalam melihat perilaku manusia mampu
mengukur dan menganalisa aliran data yang konstan yang ditangkap melalui
sensor, satelit, dan peranti berkemampuan GPS.8. Big data juga telah disebut
sebagai emas pada saat ini. Saat ini banyak Inovasi dalam teknologi telah
membuat data aktual yang sangat masifImplementasi Big data dilakukan pertama
kali pada algoritme pencarian web Google untuk menunjukkan perilaku pencarian
pengguna google (Rheinhalter,2014). Saat ini perusahaan Netflix telah mengubah cara
orang memilih dan mengonsumsi film dan televisi melalui mesin rekomendasi
melalui implementasi Big data. Di bidang pendidikan dan pelatihan Big data
dianggap sebagai peluang baru untuk menyesuaikan pendidikan dengan kebutuhan
dan proses belajar peserta. Menggunakan Big data dalampendidikan bukan
lagifiksi dan telah dilakukan di beberapa institusi. Dengan bantuan perangkat
lunak yang menganalisis penekanan siswa untuk mengetahui perkembangan
pembelajaran mereka. Perangkat lunak ini mengumpulkan informasi dari perangkat
yang digunakan siswa dan mengumpulkan nilai, keterampilan belajar, poin yang
kuat dan lemah serta pola ragu ketika menggunakan mouse komputer. implementasi
Big data mampu melihat potensi pembelajaran yang disesuaikan ini juga
memengaruhi pengajaran, dengan memberi staf pengajar lebih banyak waktu untuk
mendukung siswa secara individu, dan lebih bisa melihat kebutuhan siswa. Saat
ini inovasi teknologi dan peningkatan mobilitas siswa telah memungkinkan
pendidikan berubah secara masif. Kepopuleran Massive Open Online Courses (MOOC)
Saat ini telah tercatat 70 institusi di Amerika Serikat yang telah menawarkan
kursus MOOC dan menjadi salah satu platform pendidikan online terbesar. Sebagai
contoh Coursera dan dengan lebih dari 470.000pendaftaransiswa.Investasidiperlukan
untuk memastikan pengembangan pendekatan pedagogi baru untuk memanfaatkan skala
dan kemungkinan Big data tanpa melupakan kompleksitas yang terlibat dalam
setiap pemikiran kreatif (Cusumano, 2013). Saat ini Eropa mampu meningkatkan daya
saingnya melalui pengajaran online dan menggunakan implementasi teknologi Big
data. Ada kebutuhan untuk mempertimbangkan dimensi etika dan moral, terutama
bagaimana mengembangkan alat anonymisation data yang kuat. ada beberapa isu
yang menjadi perhatian dalam implementasi big data dalam bidang pendidikan dan
pelatihan antara lain: a. Privasi data : Privasi adalah bagaimana seseorang
memiliki kontrol atas sejauh, waktu, dan keadaan berbagi diri (fisik, perilaku,
atau intelektual) dengan orang lain. privasi juga disebut privasi informasi
yaitu kemampuan organisasi atau individu untuk menentukan data apa tentang
mereka dalam sistem komputer yang dapat dibagikan. b. Kerahasiaan : Hal ini
berkaitan dengan perlakuan informasi yang telah diungkapkan seseorang dalam
hubungan kepercayaan dan dengan harapan bahwa hal itu tidak akan diungkapkan
kepada orang lain dengan cara yang tidak konsisten dengan pemahaman tentang
pengungkapan asli tanpa izin. c. Keamanan data. Hal berkaitan erat dengan
sejauh mana keamanan data tersebut disimpan dan digunakan agar tidak dapat
diakses secara tidak sah dan termasuk di dalamnya mengenai standar yang dapat
diikuti untuk mendapatkan akses yang tepat ke data yang sesuai. d. Pelanggaran
keamanan. hal ini berkaitan dengan tindak lanjut jika telah terjadi pencurian
atau akses tidak sah lainnya ke data yang berisi informasi pribadi sensitif
yang menghasilkan potensi kompromi kerahasiaan data. Setidaknya ada beberapa
pihak yang terlibat dalam setiap pembelajaran antara lain, Peserta diklat, Staf
pengajar dan pengelola diklat (administrasi). Implementasi Big data pada
program diklat di bidang kepustakawanan akan mampu melihat potensi dan
permasalahannya secara komprehensif. Dalam bagian ini kita aman membahas
mengenai peran dan kontribusi implementasi Big data pada peningkatan kualitas
pendidikan dan pelatihan di bidang perpustakaan terhadap peserta diklat, staf
pengajar serta penyelenggara diklat. Tujuan utama menggunakan big data dalam
pendidikan adalah untuk membantu para pendidik merumuskan strategi pengajaran
dan menganalisis informasi yang dikumpulkan dari para peserta untuk
mengeksplorasi fungsi berbagai komponen dari sistem pembelajaran dan untuk
menganalisis hasil belajar peserta dan strategi pengajaran Dan kemudian
menganalisa dan meringkas pengajaran strategi sehingga dapat memberikan
strategi pengajaran yang lebih efektif di bidang pendidikan. Melalui
penambangan data, analisis pembelajaran dan sistem pengambilan keputusan linier
memberikan evaluasi sistemik cerdas dan dinamis yang sistematis. Melalui
analitik pembelajaran proses pendidikan dan pelatihan mampu meningkatkan
efisiensi pengajaran / pembelajaran. Untuk mencapai realisasi yang sukses dari
sistem analitik pembelajaran. Implementasi big data mampu membantu siswa, staf
pengajar dan pengelola diklat dalam menciptakan iklim pembelajaran 15 yang
efisien. Big data mampu mengoptimalkan strategi pengelolaan pendidikan dan
pelatihan dan secara signifikan meningkatkan efisiensi kegiatan pendidikan dan
pelatihan melalui personalisasi sistem pembelajaran adaptif. Big data mampu
mengubah cara staf pengajar mengajar dan peserta belajar serta pengelola diklat
dengan menemukan cara untuk memberikan solusi permasalahan kepada masing-masing
pihak yang mempunyai kesulitan pada proses pembelajaran sehingga peserta gagal
mencapai potensi mereka. Namun, big data dapat menyediakan alat yang diperlukan
bagi staf pengajar untuk lebih memahami kebutuhan peserta, staf pengajar dan
pengelola diklat yang pada gilirannya dapat memberi pihak peluang yang lebih
baik untuk sukses. |